Di industri garmen Kamboja, pergeseran cepat dari upah tradisional berbasis uang tunai ke metode pembayaran digital telah mendapatkan momentum yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, lebih dari 50% dari 690 pabrik yang terdaftar di Program Better Factories Cambodia (BFC) menggunakan lembaga keuangan untuk membayar karyawan secara langsung. Meskipun manfaatnya bagi pabrik-pabrik telah dibuktikan dalam literatur, masih ada kesenjangan yang signifikan tentang bagaimana transisi upah digital ini berdampak pada pekerja perempuan di sektor garmen Kamboja dan di luarnya.
Laporan ini bertujuan untuk mengatasi kesenjangan ini dengan menggali pengalaman pekerja perempuan selama masa kritis ini. Berdasarkan tinjauan pustaka, wawancara semi-terstruktur, dan diskusi kelompok terfokus, kajian cepat ini mengeksplorasi pengalaman dan persepsi pekerja perempuan dalam masa transisi menuju pembayaran upah secara digital. Temuan menunjukkan bahwa transisi ini awalnya disambut dengan skeptisisme dan keraguan. Namun, setelah pekerja menjadi lebih nyaman dengan sistem tersebut, perubahan penting menuju penerimaan dan kepuasan muncul. Temuan ini juga menegaskan bahwa upah digital telah mengikutsertakan banyak pekerja dalam layanan keuangan formal.
Sedikit berbeda dengan penelitian lain tentang topik ini, laporan ini menemukan manfaat pembayaran upah digital yang agak ambigu bagi pekerja garmen sambil mengidentifikasi risiko keamanan baru, menyoroti tidak adanya partisipasi serikat pekerja dalam transisi, dan menggarisbawahi tantangan akses yang dihadapi oleh pekerja tertentu yang rentan. Berdasarkan bukti-bukti baru ini, laporan ini merekomendasikan area intervensi untuk pabrik, organisasi pekerja, penyedia layanan keuangan, dan pemangku kepentingan terkait termasuk pemerintah dan merek global untuk memastikan bahwa manfaat bagi pekerja dapat direalisasikan.